Jumat, 09 Maret 2012

KESPRO PEKERJA SEKS KOMERSIAL


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penyakit yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar adalah kupu-kupu malam.
Pelacuran menjadi hal yang problematis. Disatu sisi, dalam stigna ajaran agama, pelacuran merupakan kemungkaran dan dosa. Sementara disisi lain, pelacuran adalah kenyataan yang sulit diberantas, bahkan kian mewabah dengan segala hal yang melatarinya.
Perempuan PSK dalam menjalani pekerjaannya mempunyai alasan-alasan yang berbeda-beda akan tetapi pada umumnya adalah mencari uang. Menjadi pelacur tidak hanya bermodal tubuh saja, tapi juga kepiawaian dalam menjalin relasi pelanggan serta sarat kompetisi.
Pelacur adalah pekerja jasa karenanya harus sadar betul bagaimana melayani tamu, kendati hatinya berontak. Bagaimanapun, pelacur juga seorang manusia biasa hanya saja mereka tidak sehat secara sosial akibat dari masalah sosial.
Diberbagai daerah selalu ada tempat-tempat yang menyediakan kegiatan pelacuran baik secara resmi maupun sembunyi-sembunyi dan tetap bertahan hingga kini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi pekerja seks komersial ?
2.      Apa Faktor-faktor penyebab adanya PSK?
3.      Bagaimana  Persoalan – persoalan psikologis?
4.      Bagaimana Dampak yang ditimbulkan bila berprofesi sebagai PSK (pekerja seks komersial)?
5.      Bagaimana Faktor-faktor pendukung perilaku seks?
6.      Bagaimana  Aspek kesehatan reproduksi?
7.      Bagaimana Penanganan masalah PSK?
1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui definsi pekerja seks komersial
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab adanya PSK
3.      Untuk mengetahui persoalan-persoalan psikologis PSK
4.      Untuk mengetahui apa dampak bila seseorang bekerja sebagai PSK
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung perilaku seks
6.      Untuk mengetahui aspek kesehatan reproduksi
7.      Untuk mengetahui penanganan masalah PSK

1.4  Manfaat
Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi salah satu tambahan pengetahuan bagi mahasiswa maupun masyarakat tentang penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas terutama yang dapat terjadi pada pekerja seksual sehingga dapat memberi gambaran remaja agar tidak terjerumus.










BAB II
KAJIAN TEORI
2.1   Definisi Pekerja Seks Komersial
            Sebelum istilah PSK diperkenalkan, dahulu istilah yang kita kenal adalah pelacuran. Namun oleh kalangan feminis diubah untuk mencoba mengangkat posisi sosial pelacur menjadi setara dengan orang pencari nafkah lainnya, dan berlaku tidak hanya bagi perempuan saja tetapi juga seseorang yang secara anatomis laki-laki, akan tetapi secara psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan.
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhya dengan melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan uang.
Saat ini tingkat kemoralan bangsa Indonesia  semakin terpuruk, hal ini terbukti dengan tingginya jumlah pekerja seks komersial. Akibatnya, semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini sebagian besar diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman seperti kondom.
Permasalahan yang berkenaan dengan pekerja seks diindonesia adalah tingkat perekonomian yang semakin mencekik kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat miskin, yang memaksa untuk menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.2   Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a.       Kemiskinan
Di antara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan yang sering bersifat struktual. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan orang yang kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b.      Kekerasan seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti pekosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan sebagainya.
c.       Penipuan
Penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orang tua sendiripun juga kerap ditemui.
d.      Pornogarafi
Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang di persamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan  bagian-bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitan dan/atau seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks  manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.
                   Selain itu, menurut para ahli faktor-faktor penyebab adanya PSK,yaitu:
Ø  Menurut H.Ali Akbar, mengemukakan 6 faktor yakni:
1)      Tekanan ekonomi, Karena tidak ada pekerjaan, terpaksa mereka hidup menjual diri sendiri dengan jalan dan cara yang paling mudah.
2)      Karena tidak puas dengan posisi yang ada, Walaupun sudah mempunyai pekerjaan tetap belum puas juga karena tidak bisa membeli barang-barang perhiasan yang bagus dan mahal.
3)      Karena kebodohan, tidak mempunyai pendidikan atau intelegensi yang baik.
4)      Cacat kejiwaan
5)      Karena sakit hati, ditinggalkan suami atau setelah dinodai kekasihnya ditinggalkan begitu saja.
6)      Karena tidak puas dengan kehidupan seksualnya atau hiperseksual.

Ø  Menurut C.H Rolpholn dalam bukunya Women of the streets mengemukakan hasil tentang keadaan individu dan sosial yang dapat menyebabkan adanya PSK yakni:
1)      Rasa terasing dari pergaulan atau rasa diasingkan dari pergaulan hidup pada suatu masa tertentu dalam hidupnya.
2)      Faktor-faktor yang aktif dalam keadaan sebelumya diputuskan melacurkan diri. Dalam kenyataan,ini merupakan sebab langsung, tetapi hampir selalu dan hanya mungkin terjadi karena keadaan sebelumnya yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
3)      Tergantung pada kepribadiaan wanita itu sendiri yang berhubungan erat dengan pengalaman masa lalu dan situasi masa kininya.
Sekian banyak pandangan teoritis perihal penyebab seseorang perempuan menjadi PSK atau pelacur. Berdasarkan pandangan teoritis dan pendapat-pendapat para ahli tersebut, maka faktor yang dipahami paling mempengaruhi dalam menuntut perempuan untuk menjadi pelacur yaitu faktor ekonomi. Selain itu, Mereka juga menyatakan bahwa pengaguran atau tidak memiliki pekerjaan dan keterampilan didukung rendahnya pendidikan, hal itu menyebabkan perempuan memasuki dunia perdagangan seks.
2.3   Persoalan-persoalan Psikologis
a.   Akibat gaya hidup modern
            Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk perumusan dirinya.



b.   Broken home
            Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu di manfaatkan oleh seorang yang tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c.   Kenangan Masa Kecil yang Buruk
            Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
2.4  Dampak yang ditimbulkan bila berprofesi sebagai PSK
a.       Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang    perempuan
b.      Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.
c.       Memberikan dua buruk bagi keluarga.
d.      Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti :
v  HIV/AIDS
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh infeksi Human immune deficiency virus (HIV).sebagian besar (75 %) penularan terjadi melalui hubungan seksual.
v  Gonore
Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah ”kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari.
a)      Kuman penyebab : Neisseria gonorrhea
b)      Perantara : Manusia
c)      Tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
d)     Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
e)      Cara penularan : kontak seksual langsung
f)       Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut

v Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai raja singa.
a)      Kuman penyebab : Treponema pallidum
b)      Perantara : Manusia
c)      Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
d)     Cara penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya
e)      Tempat kuman masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi

v Herpes Genetalis
Herpes genitalis (HG) merupakan IMS virus yang menempati urutan ke dua tersering didunia dan merupakan penyebab ulkus genital tersering di Negara maju.
a)      Nama lain : Jengger ayam (genital warts)
b)      Penyebab : Papilioma virus
c)      Perantara : Manusia
d)     Tempat kuman keluar : Penis, vagina, anus
e)      Cara penularan : hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi dan bisa juga secara vertical dari ibu kepada janin yang di kandungnya.
f)       Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus
2.5       Faktor-faktor pendukung perilaku seks
Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas. Dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut :


1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
2) Adanya tekanan dari pacar
Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
3) Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini. Sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.
4) Rasa penasaran
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya informasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
5) Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
6)      Lingkungan keluarga
Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga, bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.
2.6  Aspek kesehatan reproduksi
            Tidak dapat disangkal bahwa masalah PSK sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan masalah ketimpangan status sosial kaum perempuan. Perilaku seksual yang selalu berganti pasangan membuat para PSK mempunyai resiko yang tinggi untuk tertulari dan menularkan penyakit seksual.
            Disebagian besar lokalisasi, pemeliharaan kesehatan bagi pekerjanya dilakukan oleh para medis atas inisiatif sendiri. Mengingat kualitas paramedik diindonesia pada umumnya, sangat sulit diharapkan bahwa mereka akan melakukan penyuluhan dan konseling tentang penyakit menular seksual kelokasi-lokasi PSK. Pengabaian terhadap masalah ini hanya karena PSK secara resmi dianggap tidak ada. Padahal pengabaian ini akan memperbesar resiko mereka dan para pelanggan mereka untuk tertular penyakit seksual. Pada gilirannya para pelanggan itu mereka untuk tertular penyakit pada keluarganya sendiri. Pemerintah sendiri mengalami kesulitan untuk mendeteksi perilaku seksual masyarakat, terutama kaum remaja yanga mencari pemuasan seksual dengan PSK.
2.7  Penanganan Masalah PSK

a.       Agama
Disinilah peran orang tua menanamkan prinsip islam untuk tidak mempergunakan hidupnya untuk melakukan perbuatan yang negative dan menamakan prinsip hidup yang beriman dan bertaqwa.
b.      Keluarga
1)      Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2)      Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
c.       Masyarakat
            Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
d.      Pemerintah
1)      Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2)      Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3)      Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan rajia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.
 


                                        Secara garis besar tidak ada pasal khusus yang mengatur tindak pidana pelacuran. Hukuman buat PSK biasanya hanya datang dari para masyarakat disekitarnya yang merasa terganggu dengan adanya PSK misalnya dengan mengusir paksa para PSK, dan hukuman dari sang Pencipta.












BAB III
KAJIAN KASUS

                                                                                 Kata PSK kini sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Mereka yang biasanya berkeliaran pada malam hari ini sasaran mereka tak pandang bulu baik itu tua maupun muda asalkan mendapatkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat. Akan tetapi ada sebagian dari mereka yang menjadi korban trafficking Berikut ini merupakan contoh-contoh kasus psk diindonesia, diantaranya:
Pasangan suami-istri (pasutri) Cliff Supit (28 thn) dan Sicilia (24thn), kini hanya bisa menyesali nasibnya dari balik tahanan Mapoltabes Manado. Bersama rekan mereka Monita Wangkouw (25thn). Ketiganya menjadi tersangka kasus trafficking yang dibekuk  aparat Poltabes Manado pertengahan Februari lalu.
Menurut Kasatreskrim Poltabes Manado Kompol polisi Hari Wibowo, kasus yang menjerat ketiganya adalah penjualan keperawanan. Ada dua korbannya. Tapi, satu di antaranya bisa diselamatkan dan masih perawan, kata mantan Kapolsek Wonokromo Surabaya tersebut. Dua korban itu masih berumur belasan tahun. Mereka sebut saja bernama (nama samaran) Noni, 15 tahun dan Lina 16 tahun. Keperawanan Noni hendak dijual Rp 50 juta kepada seorang pria hidung belang di Jakarta. ''Meski sudah ada transaksi, untung saja keperawanannya tak sampai hilang," tutur perwira dengan satu mawar di pundak tersebut.
Cliff menceritakan kisah kelam dua ABG itu. Awalnya  pasutri Cliff-Sicilia didatangi Noni dan Lina. Kedua gadis protholan SMP tersebut mendatangi dirinya untuk minta tolong. Mereka mengaku kesulitan uang. Katanya untuk bayar SPP  dan semacamnya. Cliff menambahkan, saat itu Noni sendiri yang ingin menjual keperawanannya seharga Rp 2 juta. Pasutri ini kemudian mengenalkannya kepada Monita Wangkouw. Nama terakhir itu adalah PSK freelance di Jakarta. Kendati masih berusia 25 tahun, Monita sudah punya jam terbang tinggi di Jakarta dan sudah 10 tahun merantau di jakarta yang sudah cukup sukses di Jakarta. Buktinya, sebulan sekali wanita yang rambutnya dicat pirang itu pulang pergi Jakarta-Manado.
Noni dan Lina pun diserahkan Cliff ke Monita. Mereka kemudian bertemu di sebuah klab malam di Manado. Saat itu Monita mengaku bisa mengusahakan. Bahkan, kepada Noni, Monita mengatakan jangan menjual keperawanannya seharga Rp 2 juta. Monita bahkan menjanjikan bisa mendapatkan yang lebih dari itu. Kedua gadis di bawah umur itu lalu dibawa ke Jakarta. Selain Monita, Cliff dan Sicilia juga ikut terbang ke Jakarta. Di Jakarta, Noni dan Lina tidak lama. Namun, keduanya sempat ditransaksikan dengan salah satu pelanggan Monita.
Saat itu Noni bersikeras menolak  Sedangkan Lina sempat sekali melayani pria hidung belang dengan tarif Rp 1,5 juta. Karena suasana semakin tidak enak, Noni minta pulang. Kedua gadis ABG tersebut kemudian pulang ke Manado.
Dari situlah keduanya lantas bercerita ke orang tua mereka. Tentu saja mereka marah dan melapor ke polisi. Tanpa banyak kesulitan, petugas membekuk Monita dan pasutri tersebut. Dari keterngan di atas polisi masih meragukan keterangan Cliff dan Monita. ''Biar saja mereka (ketiga tersangka) ngomong apa. Itu haknya. Yang jelas, kami punya cukup bukti untuk menjadikannya tersangka,'' tegas polisi.
Menurut polisi, sindikat trafficking di Manado memang kecil-kecil, tapi banyak. Tidak mengerucut ke satu nama atau jaringan, tapi banyak. Siapa pun bisa jadi sindikat di sini,'' urai mantan Kanit Jatanras Ditreskrim Polda Sulawesi Utara (Sulut) tersebut. Polisi  menguraikan  dalam kasus Noni dan Lina, unsur tipu dayanya jelas. Dari keterangan yang kami dapatkan, kedua ABG itu mengaku diajak jalan-jalan ke Jakarta. Selain itu, polisi menyangsikan keterangan Cliff soal kedua ABG tersebut menawarkan keperawanannya Rp 2 juta, yaitu:
Yang pertama, polisi menyangsikan ada ABG sudah membuat keputusan menjual keperawanan seharga Rp 2 juta. Kalau kesulitan ekonomi iya. Tapi, bila berinisiatif mendatangi Cliff, kemudian menawarkan keperawanan sendiri seharga Rp 2 juta, sulit dinalar atau sulit di percaya  Apalagi  dalam keterangannya, Noni mengatakan tahunya hanya diajak jalan-jalan. tuturnya.
Yang kedua, soal karakteristik sindikat trafficking di Sulut. Sering PSK atau mantan PSK yang sudah tahu jalurnya menjadi bagian dari sindikat modusnya bermacam-macam, mulai yang mengajak jalan-jalan hingga menjanjikan kerja.
Jadi, menurut polisi, sindikat trafficking Sulut sangat sulit diberantas ke akar-akarnya. Karena memang sangat banyak dan siapa pun bisa. Karena itu, untuk mengatasi masalah trafficking, semua pihak terkait harus bertindak aktif. ''Karena kami hanya bisa melakukan penindakan represif,'' tuturnya. Bila sudah kami amankan dan kembalikan ke keluarga, seharusnya para korban tersebut sudah mempunyai kegiatan untuk tak terjerumus lagi,'' tandasnya. polisi mengatakan bahwa banyaknya sindikat trafficking tak lepas dari memang banyaknya "permintaan". Hal  ini harus ada upaya yang komprehensif.













BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut penulis, pekerja seks komersial (PSK) merupakan profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual para pelanggan dengan mengandalkan tubuhnya untuk laki-laki, baik itu tua maupum muda demi mendapatkan uang. Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Krisis ekonomi yang berdampak dinegara kita Indonesia,  secara jelas berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Krisis ini sudah tentu mengakibatkan turunnya pendapatan nyata masyarakat yang diakibatkan antara lain oleh hilangnya kesempatan kerja dan kurangnya lapangan pekerjaan. Dengan adanya krisis ekonomi ini maka dapat meningkatkan jumlah pekerja seks komersial (PSK). Terlebih lagi di era penuh kemajuan seperti sekarang ini, tentunya sangat beragam macam jenis pekerjaan yang kita kenal. Dan hampir semua jenis pekerjaan mempunyai semangat mendapatkan imbalan, baik imbalan materi maupun immateri dan ada yang mengharapkan imbalan dari keduanya.
Hal ini berdasarkam atas manusia yang diberi kebebasan untuk memilih jenis pekerjaannya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kesenangannya. Tetapi hidup di dunia ini tentunya tidak tanpa batasan. Paling tidak, kalaupun bukan kita sendiri yang membatasi namun kita akan mendapatkan batasan-batasan tertentu misalnya batasan atas dasar norma sosial atau norma agama. Sehingga dari batasan seperti itu ada pekerjaan yang nampaknya masih dalam batas boleh dilakukan dan ada juga yang tidak boleh.
Masalahnya, ketika sudah bicara mengenai batasan normatif, atau berkaitan dengan rujukan aturan-aturan agama maka pandangan mengenai pekerjaan akan menjadi beragam. Tetapi Kenyataannya, walau dengan batasan-batasan yang ada tidak sedikit orang pula yang memilih bekerja sebagai PSK. Sebuah pekerjaan yang kontroversial dan sebuah masalah, Bukan berarti pula bahwa para perempuan yang memilih pekerjaan ini tidak tahu batasan yang ada atau tidak peduli. Bahkan ada beberapa yang menunjukan bahwa tidak sedikit dari perempuan yang memilih menjadi PSK adalah orang-orang yang taat menjalankan sholat. Di sela-sela kesibukan pekerjaannya, mereka kerap melelehkan air mata di hadapan Tuhan-Nya dan mengadukan nasibnya. sebenarnya hal ini sangat sulit untuk mereka yang sebenarnya tidak mau melakoni pekerjaan ini, tapi apa boleh buat demi mendapatkan uang yang banyak dalam waktu cepat mereka rela menjual tubuhnya.
Pekerja seks komersial adalah bagian dari penyakit sosial yaitu kemiskinan dan juga merupakan masalah moralitas. Dimana  solusi bagi PSK adalah memang dengan menyadarkan untuk tidak lagi bekerja sebagai PSK akan tetapi bekerja di bidang pekerjaan lain. Bahkan masalah lokalisasi bagi para pekerja seks inipun sesungguhnya bukan solusi satu-satunya. Meskipun ide lokalisasi bukan ide yang berdiri sendiri, namun ia sangat terkait dengan bisnis yang tentunya akan melibatkan banyak orang selain pekerja seks itu sendiri. Karena bagaimanapun juga sebagai sebuah pekerjaan yang jelas menghasilkan upah, pekerja seks jelas masuk sebagai pekerjaan. Namun di sisi lain, pekerjaan ini memang sangat dilarang oleh agama, khususnya agama islam. dan dengan masalah yang juga membahayakan si pekerjanya seperti kekerasan, penindasan, pelecehan bahkan penyakit menular yang mengundang maut.
Menghapuskan sama sekali kegiatan para PSK seperti misalnya rencana penutupan lokalisasi atau operasi penertiban tampaknya tidak mungkin. Justru ini akan menimbulkan dampak lain dan tidak menyelesaikan masalah. Barangkali yang paling mungkin adalah tindakan agar dampak negatif yang ditimbulkannya tidak meluas ke masyarakat, misalnya dampak kesehatan yaitu munculnya Penyakit M enular Seksualitas (PMS) termasuk HIV- AIDS dicegah melalui penggunaan kondom walaupun agak sulit, karena umumnya para PSK tidak mau menggunakan kondom alasannya yang diutarakan mereka karena akan mengurangi kenikmatan dan keyakinan bahwa pelanggan yang sudah kenal dengan PSK tidak perlu menggunakan kondom untuk menghindari PMS dan HIV-AIDS. Selain itu, Alasan utama bagi PSK dalam melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom adalah keyakinan bahwa orang Indonesia asli dan pelanggan yang kelihatan sehat dan tidak akan menularkan PMS.
            Untuk itu perlu dipahami latar belakang dan motivasi mereka menjadi PSK. Disinilah peran tenaga kesehatan khususnya kita sebagai bidan sangat dibutuhkan. Dimana kita sebagai seorang bidan dapat memberikan penyuluhan tentang perlunya penggunaan kondom agar dapat menghindar dari penyakit menular seksual, kemudian juga memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS dan obat yang terjangkau serta penanggulangan obat terlarang. Selain itu, belajar mendalami agama dan untuk pemerintah agar berusaha menyediakan lapangan pekerjaan buat PSK agar mereka bisa berganti profesi.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Pekerja seks komersial atau disebut juga dengan Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan demi mendapatkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat. Faktor-fakor penyebab utama adanya psk tidak lain karena faktor ekonomi yaitu kemiskinan. Selain itu ada juga faktor penipuan, kekerasan seksual,pornografi dan faktor psikologi. Secara garis besar tidak ada pasal khusus yang mengatur tindak pidana pelacuran. Akan tetapi biasanya masyarakat menghukum mereka dengan cara mengucilkan para psk atau mengusirnya dari kampungnnya. Dari sekian banyak kasus-kasus PSK yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, ini menandakan bahwa status hukum mengenai PSK masih lemah.
B.     Saran
            Dalam makalah ini menjelaskan tentang apa itu PSK, penyebab adanya PSK serta penanganannya. Jadi kita sebagai seorang bidan maupun masyarakat hendaknya dapat mengurangi penyebaran penyakit menular seksual yang ditularkan oleh pekerja seks komersial, dengan cara penyuluhan tentang penggunaan kondom serta membatu pemerintah untuk mengontrol remaja-remaja agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas khususnya pergaulan seks bebas.




           


1 komentar:

  1. Slotyro Casino | MapyRO
    This casino is located in 화성 출장샵 Cozygo. 김포 출장마사지 You can play online slots like 속초 출장샵 Jupiters Wild West Gold or the 5 Diamond slot machine. Slotyro 통영 출장마사지 Casino is a 경상남도 출장마사지 member

    BalasHapus