BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit yang
terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian besar
kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit
menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam
melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh
lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial.
Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya rendah,
ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks
komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar adalah
kupu-kupu malam.
Pelacuran menjadi hal yang problematis. Disatu sisi, dalam
stigna ajaran agama, pelacuran merupakan kemungkaran dan dosa. Sementara disisi
lain, pelacuran adalah kenyataan yang sulit diberantas, bahkan kian mewabah
dengan segala hal yang melatarinya.
Perempuan PSK dalam menjalani pekerjaannya mempunyai
alasan-alasan yang berbeda-beda akan tetapi pada umumnya adalah mencari uang. Menjadi
pelacur tidak hanya bermodal tubuh saja, tapi juga kepiawaian dalam menjalin
relasi pelanggan serta sarat kompetisi.
Pelacur adalah pekerja jasa karenanya harus sadar betul
bagaimana melayani tamu, kendati hatinya berontak. Bagaimanapun, pelacur juga
seorang manusia biasa hanya saja mereka tidak sehat secara sosial akibat dari
masalah sosial.
Diberbagai daerah selalu ada tempat-tempat yang menyediakan
kegiatan pelacuran baik secara resmi maupun sembunyi-sembunyi dan tetap
bertahan hingga kini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa definisi pekerja seks komersial ?
2.
Apa Faktor-faktor penyebab adanya PSK?
3.
Bagaimana Persoalan – persoalan psikologis?
4.
Bagaimana
Dampak yang ditimbulkan bila berprofesi sebagai PSK (pekerja seks komersial)?
5.
Bagaimana Faktor-faktor pendukung
perilaku seks?
6.
Bagaimana Aspek kesehatan reproduksi?
7.
Bagaimana Penanganan masalah PSK?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui definsi pekerja seks komersial
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab adanya PSK
3. Untuk
mengetahui persoalan-persoalan psikologis PSK
4. Untuk mengetahui apa dampak bila
seseorang bekerja sebagai PSK
5. Untuk
mengetahui faktor-faktor pendukung perilaku seks
6. Untuk
mengetahui aspek kesehatan reproduksi
7. Untuk
mengetahui penanganan masalah PSK
1.4 Manfaat
Makalah ini
diharapkan agar dapat menjadi salah satu tambahan pengetahuan bagi mahasiswa
maupun masyarakat tentang penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas
terutama yang dapat terjadi pada pekerja seksual sehingga dapat memberi
gambaran remaja agar tidak terjerumus.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Definisi Pekerja Seks Komersial
Sebelum istilah PSK diperkenalkan,
dahulu istilah yang kita kenal adalah pelacuran. Namun oleh kalangan feminis
diubah untuk mencoba mengangkat posisi sosial pelacur menjadi setara dengan
orang pencari nafkah lainnya, dan berlaku tidak hanya bagi perempuan saja
tetapi juga seseorang yang secara anatomis laki-laki, akan tetapi secara
psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan.
Pekerja seks
komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau
mengeksploitasi tubuhya dengan melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan
uang.
Saat ini tingkat
kemoralan bangsa Indonesia semakin
terpuruk, hal ini terbukti dengan tingginya jumlah pekerja seks komersial.
Akibatnya, semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai
pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran
setan. Biasanya penyakit menular seksual ini sebagian besar diidap oleh PSK,
dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti
tanpa menggunakan pengaman seperti kondom.
Permasalahan
yang berkenaan dengan pekerja seks diindonesia adalah tingkat perekonomian yang
semakin mencekik kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini sangat dirasakan oleh
masyarakat miskin, yang memaksa untuk menghalalkan segala cara untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
2.2 Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a. Kemiskinan
Di
antara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan yang sering
bersifat struktual. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang lemah
sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan orang yang kaya semakin menumpuk
harta kekayaannya.
Kebutuhan
yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah
pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka
harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b. Kekerasan
seksual
Penelitian
menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya kekerasan
seksual seperti pekosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan sebagainya.
c. Penipuan
Penipuan
dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus penjualan anak
perempuan oleh orang tua sendiripun juga kerap ditemui.
d. Pornogarafi
Menurut
definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual
berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang di persamakan dengan
film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk
memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital
dan bagian-bagian tubuh serta
gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitan dan/atau seksualitas, serta
segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan
rangsangan nafsu birahi pada orang lain.
Selain itu, menurut para ahli faktor-faktor penyebab adanya
PSK,yaitu:
Ø Menurut H.Ali
Akbar, mengemukakan 6 faktor yakni:
1) Tekanan
ekonomi, Karena tidak ada pekerjaan, terpaksa mereka hidup menjual diri sendiri
dengan jalan dan cara yang paling mudah.
2) Karena tidak
puas dengan posisi yang ada, Walaupun sudah mempunyai pekerjaan tetap belum
puas juga karena tidak bisa membeli barang-barang perhiasan yang bagus dan
mahal.
3) Karena
kebodohan, tidak mempunyai pendidikan atau intelegensi yang baik.
4) Cacat kejiwaan
5) Karena sakit
hati, ditinggalkan suami atau setelah dinodai kekasihnya ditinggalkan begitu
saja.
6) Karena tidak
puas dengan kehidupan seksualnya atau hiperseksual.
Ø Menurut C.H Rolpholn
dalam bukunya Women of the streets mengemukakan hasil tentang keadaan individu
dan sosial yang dapat menyebabkan adanya PSK yakni:
1) Rasa terasing dari
pergaulan atau rasa diasingkan dari pergaulan hidup pada suatu masa tertentu
dalam hidupnya.
2) Faktor-faktor
yang aktif dalam keadaan sebelumya diputuskan melacurkan diri. Dalam
kenyataan,ini merupakan sebab langsung, tetapi hampir selalu dan hanya mungkin
terjadi karena keadaan sebelumnya yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
3) Tergantung pada
kepribadiaan wanita itu sendiri yang berhubungan erat dengan pengalaman masa
lalu dan situasi masa kininya.
Sekian banyak
pandangan teoritis perihal penyebab seseorang perempuan menjadi PSK atau
pelacur. Berdasarkan pandangan teoritis dan pendapat-pendapat para ahli
tersebut, maka faktor yang dipahami paling mempengaruhi dalam menuntut
perempuan untuk menjadi pelacur yaitu faktor ekonomi. Selain itu, Mereka juga
menyatakan bahwa pengaguran atau tidak memiliki pekerjaan dan keterampilan
didukung rendahnya pendidikan, hal itu menyebabkan perempuan memasuki dunia
perdagangan seks.
2.3 Persoalan-persoalan Psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin
tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada
dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan
keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk
perumusan dirinya.
b. Broken home
Kehidupan keluarga yang kurang baik
dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang baik diluar
rumah dan itu di manfaatkan oleh seorang yang tidak bertanggung jawab dengan
mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c. Kenangan Masa Kecil yang Buruk
Tindak pelecehan yang semakin
meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa
menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
2.4 Dampak yang ditimbulkan bila berprofesi
sebagai PSK
a. Keluarga
dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan
b. Stabilitas
sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu
mencemooh dirinya.
c. Memberikan
dua buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah
penyebaran penyakit menular seksual, seperti :
v HIV/AIDS
Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan
gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya
system kekebalan tubuh oleh infeksi Human
immune deficiency virus (HIV).sebagian besar (75 %) penularan terjadi
melalui hubungan seksual.
v Gonore
Gonore adalah PMS yang paling sering
ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin
ini adalah ”kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari.
a) Kuman
penyebab : Neisseria gonorrhea
b) Perantara
: Manusia
c) Tempat
kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
d) Tempat
kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
e) Cara
penularan : kontak seksual langsung
f) Tempat
kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
v Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang
bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi
masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ
tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu
hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan
kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai raja singa.
a) Kuman
penyebab : Treponema pallidum
b) Perantara
: Manusia
c) Tempat
kuman keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
d) Cara
penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya
e) Tempat
kuman masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi
v Herpes
Genetalis
Herpes
genitalis (HG) merupakan IMS virus yang menempati urutan ke dua tersering
didunia dan merupakan penyebab ulkus genital tersering di Negara maju.
a) Nama
lain : Jengger ayam (genital warts)
b) Penyebab
: Papilioma virus
c) Perantara
: Manusia
d) Tempat
kuman keluar : Penis, vagina, anus
e) Cara
penularan : hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi dan bisa
juga secara vertical dari ibu kepada janin yang di kandungnya.
f) Tempat
kuman masuk : penis, vagina, anus
2.5 Faktor-faktor
pendukung perilaku seks
Pekerja
seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya
pergaulan kearah seks bebas. Dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja
melakukan seks adalah sebagai berikut :
1)
Tekanan yang datang dari teman pergaulannya
Lingkungan
pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk
menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut
tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat
dari pacarnya sendiri.
2)
Adanya tekanan dari pacar
Karena
kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan
dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu
hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
3)
Adanya kebutuhan badaniah
Seks
menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan
hubungan seks ini. Sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan
dengan resiko yang akan dihadapinya.
4)
Rasa penasaran
Pada
usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya informasi
yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
5)
Pelampiasan diri
Faktor
ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
6) Lingkungan
keluarga
Faktor
lainnya datang dari lingkungan keluarga, bagi seorang remaja mungkin aturan
yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan
kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa
tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai
pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.
2.6 Aspek kesehatan reproduksi
Tidak dapat disangkal bahwa masalah
PSK sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan masalah ketimpangan
status sosial kaum perempuan. Perilaku seksual yang selalu berganti pasangan
membuat para PSK mempunyai resiko yang tinggi untuk tertulari dan menularkan
penyakit seksual.
Disebagian besar lokalisasi,
pemeliharaan kesehatan bagi pekerjanya dilakukan oleh para medis atas inisiatif
sendiri. Mengingat kualitas paramedik diindonesia pada umumnya, sangat sulit
diharapkan bahwa mereka akan melakukan penyuluhan dan konseling tentang
penyakit menular seksual kelokasi-lokasi PSK. Pengabaian terhadap masalah ini
hanya karena PSK secara resmi dianggap tidak ada. Padahal pengabaian ini akan
memperbesar resiko mereka dan para pelanggan mereka untuk tertular penyakit
seksual. Pada gilirannya para pelanggan itu mereka untuk tertular penyakit pada
keluarganya sendiri. Pemerintah sendiri mengalami kesulitan untuk mendeteksi
perilaku seksual masyarakat, terutama kaum remaja yanga mencari pemuasan
seksual dengan PSK.
2.7 Penanganan Masalah PSK
a.
Agama
Disinilah peran orang tua
menanamkan prinsip islam untuk tidak mempergunakan hidupnya untuk melakukan
perbuatan yang negative dan menamakan prinsip hidup yang beriman dan bertaqwa.
b.
Keluarga
1) Meningkatkan
pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar
terhindar dari perilaku seks bebas.
2) Meningkatkan
bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
c. Masyarakat
Meningkatkan
kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
d.
Pemerintah
1) Memperbanyak
tempat atau panti rehabilitasi.
2) Meregulasi
undang-undang khusus tentang PSK.
3) Meningkatkan
keamanan dengan lebih menggiatkan rajia lokalisasi PSK untuk dijaring dan
mendapatkan rehabilitasi.
Secara
garis besar tidak ada pasal khusus yang mengatur tindak pidana pelacuran.
Hukuman buat PSK biasanya hanya datang dari para masyarakat disekitarnya yang
merasa terganggu dengan adanya PSK misalnya dengan mengusir paksa para PSK, dan
hukuman dari sang Pencipta.
BAB III
KAJIAN KASUS
Dari keterngan di atas polisi masih meragukan
P
BAB
IV
PEMBAHASAN
Menurut penulis, pekerja seks komersial (PSK) merupakan
profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual para pelanggan dengan mengandalkan tubuhnya untuk
laki-laki, baik itu tua maupum muda demi mendapatkan uang. Di
kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang
menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Krisis ekonomi
yang berdampak dinegara kita Indonesia, secara
jelas berdampak terhadap berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Krisis ini sudah tentu mengakibatkan
turunnya pendapatan nyata masyarakat yang diakibatkan antara lain oleh hilangnya kesempatan kerja dan kurangnya lapangan pekerjaan. Dengan adanya krisis ekonomi ini maka dapat meningkatkan jumlah pekerja seks komersial (PSK).
Terlebih lagi di era penuh kemajuan
seperti sekarang ini, tentunya sangat
beragam macam jenis
pekerjaan yang kita kenal. Dan hampir semua
jenis pekerjaan
mempunyai semangat
mendapatkan imbalan, baik imbalan materi maupun immateri dan ada yang mengharapkan
imbalan dari keduanya.
Hal ini berdasarkam atas manusia
yang diberi kebebasan untuk memilih jenis pekerjaannya
masing-masing sesuai dengan
kemampuan dan kesenangannya.
Tetapi hidup di dunia ini tentunya tidak tanpa batasan.
Paling tidak, kalaupun bukan kita sendiri
yang membatasi namun kita akan mendapatkan batasan-batasan tertentu
misalnya batasan atas dasar norma sosial atau norma agama. Sehingga dari batasan
seperti itu ada pekerjaan yang nampaknya masih dalam batas boleh dilakukan dan ada juga yang tidak boleh.
Masalahnya, ketika sudah
bicara mengenai
batasan normatif, atau berkaitan
dengan rujukan aturan-aturan agama maka pandangan mengenai pekerjaan akan menjadi beragam.
Tetapi Kenyataannya,
walau dengan batasan-batasan yang ada tidak sedikit orang pula yang memilih bekerja sebagai PSK.
Sebuah pekerjaan
yang kontroversial dan sebuah masalah, Bukan berarti pula
bahwa para perempuan yang memilih pekerjaan ini tidak tahu batasan yang ada atau tidak peduli. Bahkan ada beberapa yang menunjukan bahwa tidak sedikit dari perempuan yang memilih menjadi
PSK adalah orang-orang yang taat menjalankan sholat. Di sela-sela kesibukan
pekerjaannya, mereka kerap
melelehkan air mata di hadapan
Tuhan-Nya dan mengadukan nasibnya. sebenarnya hal ini sangat sulit untuk
mereka yang sebenarnya tidak mau melakoni pekerjaan ini, tapi apa boleh buat
demi mendapatkan uang yang banyak dalam waktu cepat mereka rela menjual
tubuhnya.
Pekerja seks komersial adalah bagian dari
penyakit sosial yaitu kemiskinan dan juga merupakan masalah moralitas. Dimana solusi
bagi PSK adalah memang dengan menyadarkan
untuk tidak lagi bekerja sebagai PSK
akan tetapi bekerja
di bidang pekerjaan lain. Bahkan masalah lokalisasi bagi para pekerja seks inipun sesungguhnya bukan solusi satu-satunya.
Meskipun ide lokalisasi
bukan ide yang berdiri sendiri, namun ia sangat terkait dengan
bisnis yang tentunya akan melibatkan banyak orang selain
pekerja seks itu sendiri. Karena bagaimanapun
juga sebagai sebuah pekerjaan
yang jelas menghasilkan
upah, pekerja seks
jelas masuk sebagai pekerjaan. Namun
di sisi lain, pekerjaan ini memang sangat
dilarang oleh agama, khususnya agama islam. dan dengan masalah yang juga membahayakan si pekerjanya seperti kekerasan, penindasan, pelecehan bahkan
penyakit menular yang
mengundang maut.
Menghapuskan sama
sekali kegiatan para PSK seperti misalnya
rencana penutupan lokalisasi atau operasi penertiban
tampaknya tidak mungkin. Justru ini akan menimbulkan dampak lain dan tidak menyelesaikan masalah.
Barangkali yang paling mungkin adalah tindakan agar dampak negatif yang ditimbulkannya tidak meluas ke masyarakat, misalnya dampak kesehatan
yaitu munculnya Penyakit M enular Seksualitas (PMS) termasuk HIV- AIDS dicegah melalui penggunaan
kondom walaupun agak sulit, karena umumnya para PSK tidak mau menggunakan
kondom alasannya yang diutarakan mereka
karena akan mengurangi kenikmatan dan keyakinan bahwa
pelanggan yang sudah kenal
dengan PSK tidak perlu menggunakan kondom untuk
menghindari PMS dan HIV-AIDS.
Selain itu, Alasan utama bagi PSK dalam melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom adalah keyakinan bahwa orang Indonesia asli
dan pelanggan yang kelihatan sehat
dan tidak akan menularkan PMS.
Untuk itu perlu
dipahami latar belakang dan motivasi mereka menjadi PSK.
Disinilah peran tenaga kesehatan khususnya kita sebagai bidan sangat
dibutuhkan. Dimana kita sebagai seorang bidan dapat memberikan penyuluhan
tentang perlunya penggunaan kondom agar dapat menghindar dari penyakit menular
seksual, kemudian juga memastikan
ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS dan obat yang
terjangkau serta penanggulangan obat terlarang. Selain itu, belajar mendalami
agama dan untuk pemerintah agar berusaha menyediakan lapangan pekerjaan buat
PSK agar mereka bisa berganti profesi.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pekerja seks komersial atau disebut
juga dengan Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan
seksual pelanggan demi mendapatkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat.
Faktor-fakor penyebab utama adanya psk tidak lain karena faktor ekonomi yaitu
kemiskinan. Selain itu ada juga faktor penipuan, kekerasan seksual,pornografi
dan faktor psikologi. Secara garis besar tidak ada pasal khusus yang mengatur
tindak pidana pelacuran. Akan tetapi biasanya masyarakat menghukum mereka
dengan cara mengucilkan para psk atau mengusirnya dari kampungnnya. Dari sekian
banyak kasus-kasus PSK yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, ini
menandakan bahwa status hukum mengenai PSK masih lemah.
B.
Saran
Dalam makalah ini menjelaskan
tentang apa itu PSK, penyebab adanya PSK serta penanganannya. Jadi kita sebagai
seorang bidan maupun masyarakat hendaknya dapat mengurangi penyebaran penyakit
menular seksual yang ditularkan oleh pekerja seks komersial, dengan cara
penyuluhan tentang penggunaan kondom serta membatu pemerintah untuk mengontrol
remaja-remaja agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas khususnya pergaulan
seks bebas.
Slotyro Casino | MapyRO
BalasHapusThis casino is located in 화성 출장샵 Cozygo. 김포 출장마사지 You can play online slots like 속초 출장샵 Jupiters Wild West Gold or the 5 Diamond slot machine. Slotyro 통영 출장마사지 Casino is a 경상남도 출장마사지 member